Minggu, 27 Maret 2011

MANUSIA DAN ALAM DALAM FILSAFAT PENDIDIKAN

1.      Pengertian Filsafat

Filsafat  adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang merupakan konsep dasar mengenai kehidupan yang di cita-citakan. Filsafat juga diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam memikirlan segala sesuatu secara mendalam dan ingin melihat dari segi yang luas dan menyeluruh  dengan  segala hubungan.

Ciri-ciri berpikir filosofi:
1)      Berpikir dengan menggunakan disiplin berpikir yang tinggi
2)      Berpikir secara sistematis
3)      Menyusun suatu skema konsepsi, dan
4)      Menyeluruh
Empat persoalan yang ingin di pecahkan oleh filsafat adalah:
1)      Apakah sebenarnya hakikat hidup itu:? Pertanyaan ini dipelajari oleh metafisika
2)      Apakah yang dapat saya ketahui?
Permasalahan ini di kupas oleh epistemologi
3)      Apakah manuia itu?
Masalah ini di bahas oleh antropologi filsafat

Beberapa ajaran filsafat yang telah   mengisi dan tersimpan dalam khasanah ilmu adalah:
1)      Materialisme yang berpendapat bahwa  kenaytaan badaniah. Aliran ini tidak mengakui adanya kenyataan spiritual. Aliran materialisme memiliki dua variasi yaitu materialisme dialektik dan materialisme humanistis
2)      Idealisme yang berpendapat bahwa hakikat kenyataan dunia adalah ide yang sifatnya rohani atau intelegensi. Variasi aliran ini adalah idealisme subjketif fan idealisme objektif
3)      Realsime aliran ini berpendapat bahwa dunia batin irohani dan dunia materi merupakan hakikat yang asli dan abadi
4)      Pragmatisme meurpakan alian paham dalam filsafat yang tidak bersikap mutalk (absolute) tidak doktriner tetapi relative tergantung kepada kemampuan  manusia

Manfaat filsafat dalam kehidupan adalah:
  1. Sebagai dasar dalam bertindak
  2. Sebagai dasar dalam mengambil keputusan
  3. Untuk mengurangi salah paham dan konflik
  4. Untuk bersiap siaga menghadapi situasi dunia yang selalu berubah

2.      Filsafat Pendidikan
Pendidikan adalah upaya  mengembangkan potensi-petensi manusiawi peserta didik baik potensi fisik potensi cipta, rasa, maupun karsanya agar potensi itu menjadi nyata dan dapat berfungsi dalam perjalanan hidupnya. Dasar pendidikan adalah cita-cita kemanusiaan universal. Pendidikan bertujuan menyiapkan pribadi dalam keseimbangan, kesatuan, organis, harmonis, dinamis, guna mencapai tujuan hidup kemanusiaan. Filsafat pendidikan adalah filsafat yang di gunakan  dalam studi mengenai masalah-masalah pendidikan.

Beberapa aliran filsafat pendidikan:
1.      Filsafat pendidikan progresivisme, yang di dukung oleh filsafat pragmatisme
2.      Filsafat pendidikan esensialisme, yang didkunung  oleh idealisme dna realisme, dan
3.      Fislaafat pendidikan perenialisme yang di dukung oleh idealisme

Progresivisme berpendapat tidak ada teori realita yang umum, pengalaman menurut prooresivison bersifat dinamis dan temporal: menyala, tidak pernah sampai pada yang paling ekstren serta pluralistis. Menurut progresivisme, nilai berkembang terus karena adanya pengalaman-pengalaman baru antara individu dengan nilai yang telah di simpan dalam kebudayaan. Belajar berfungsi  untuk mempertinggi taraf kehidupan social yang sangat komplek, kurikulum yang baik adalah kurikulum yang eksperimental, yaitu kurikulum yang setiap waktu dapat disesuaikan dengan kebutuhan.

3.      Esensialisme dan Pereniasisme
Esensialisme berpendapat bahwa dunia ini di kuasai oleh tata yang tiada cela yang mengatur dunia beserta isinya  dengan tiada cela pula. Esensialisme di dukung oleh, idealisme modern yang mempunyai pandangan yang sistematis mengenai alam semesta tempat manusia berada. Esensialisme juga didukung oleh idealisme subjektif yang berpendapat bahwa alam semesta itu pada hakikatnya adalah jiwa/spirit dna segala sesuatu yang ada ini nyata ada dalam arti spiritual.
Realisme berpendapat bahwa kualitas nilai tergantung  pada apa   dan bagaimana keadaannya, apabila di hayati oleh subjek  tertentu, dan selanjutnya tergantung pula pada subjek tersebut. Menurut idealisme, nilai akan menjadi kenyataan (ada) atau di sadari oleh setiap orang apabila orang yang bersnagkutan berusaha untuk mengetahui atau menunjukkan nilai kepadanya dan orang itu mempunyai pengalaman emosional yang berupa pemahaman dna perasaan senang tak senang mengenai nilai tersebut. Menurut realisme, pengetahuan  terbentuk berkat bersatunya stimulus dan tnggapan tertentu menjadi satu kesataun, sednagkan menurut idealisme, pengetahuan timbul karena adnaya hubungan antara dunia kecil dengan dunia besar. Esensialisme berpendapat bahwa pendidikan haruslah bertumpu pada nilai-nilai yang telah teruji keteguhan-ketegugan, dan kekuatannya sepanjang masa.
Perealisme berpendirian bahwa untuk mengembalikan keadaan kacau balau seperti sekarang ini, jalan yang harus di tempuh adalah kembali kepada prinsip-prinsip umum yang telah teruji. Menurut perenialisme,  kenyataan yang kita hadapi adalah dunia dengan segala isinya. Perenialisme berpandangan bahwa persoalan nilai adalah persoalan spiritual, sebab hakikat manusia adalah pada jiwanya. Sesuatu dinilai indah haruslah dapat di pandang baik. Beberapa pandangan tokoh perenialisme terhadap pendidikan:
1.      Program pendidikan yang ideal harus di dasarkan atas paham adanya nafsu, kemauan, dan akal (palto)
2.      Perkembangan budi merupakan titik pusat perhatian pendidikan dengan filsafat sebagai alat untuk mencapainya (aristoteles)
3.      Pendidikan adalah menuntun kemampuan-kemampuan yang masih hidup agar menjadi aktif atau nyata (Thomas Aquinas)

4.      Pendidikan Nasional
Pendidikan nasional adalah suatu system yang memuat teori praktek pelaksanaan pendidikan yang berdiri di atas landasan dan dijiwai oleh filsafat bangsa yang bersangkutan guna di abdikan kepada bangsa itu untuk merealisasikan cita-cita nasionalismenya.
Manusia adalah makhluk yang berakal, berbudi (mampu menguasai makhluk lain). Dan hakikat manusia dengan indikasi bahwa ia merupakan makhluk ciptaan diatas bumi sebagaimana semua benda duniawi, hanya saja ia muncul di atas bumi untuk mengejar dunia yang lebih tinggi. Manusia meurpakan makhluk jasmani yang tersusun dari bahan material dan organis, kemudian manusia menampilkan sosoknya dalam aktivitas kehidupan jasmani. Selain itu, sama halnya dnegan binatang, manusia memiliki kesadaran indrawi. Namun manusia memiliki kehidupan spiritual-intelektual yang secara intrinsic tidak tergantung pada segala sesuatu yang material.
Manusia adalah makhluk yang suka membantah karena manusia di beri akal, dan akal itu menyebabkan ego, dan ego itulah yang menjadikan manusia keras kepala. Oleh karena  itu Allah  yang maha bijaksana   selalu menyuruh kepada manusia untuk melihat kepada alam (objek pemikiran pertama), sehingga  manusia adar bahwa mereka tidak bisa membuat yang seperti ini dan pasti ada kekuatan spuranatural maha dasyat yang menjadi penyebab adanya segala sesuatu
Apabila kita hendak berbicara tentang bukti-bukti material haruslah di mulai dnegan makhluk. Makhluklah yang merupakan bukti yang sepanjang siang dan malam berada di hadapan kita dan kita rasakan langsung keberadaannya sebab hal tersebutlah yang kita geluti sehari-hari itu adalah perkara yang tidak dapat di bantah oleh siapapun
Tidak ada orang yang dapat mengatakan (dengan bukti yang masuk akal)  bahwa langit dan bumi tercipta sesudah terciptanya manusia, dalam arti bahwa manusia datang dengan tidak menemukan  bumi sebagai  tempat tinggalnya,  dan tanpa adanya siang dan malam, dan tanpa oksigen yang dapat dihirupnya. Karena manusia memang datang setelah segala sesuatu sudah tersedia untuknya yang tercipta sebelum dia di ciptakan.
Dengan demikian hanya  dengan menggunakan akal saja sudah cukup untuk membuktikan bahwa alam telah di cipta dan di persiapakan bagi kehidupan manusia sebelum manusia dicpta, dan tidak ada manusia yang mampu membanta hakekat ini.
Firman Allah SWT
“Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu di jadikannya tujuh langit dna dia maha mengetahui segala sesuatu (QS. Al-Baqarah, 29)
Manusia adalah ciptaan Allah yang paling sempurna karena di lihat dari kekahasan akal dan ilmu yang ada padanya. Tapi kesempurnaan manusia tak menjaidkannya sempurna dalam hak kekuatan lahiriah. Penahakah  terfikir bahwa manusia adalah makhluk yang sangat lemah. Meski unggul dalam hak akal dan ilmu, manusia sangat rentan dan selalalu lemah terhadap ancaman yang datrang dari luar amaupaun dalam tubuh mereka. Mengapa manusia tidak dapat bertahan dari cuaca yang berubah-ubah dalam satu kurun waktu? Mengapa manusia perlu dan butuh meluangkan waktu setiap hairnya untuk menjaga dirinya bersih? Mengapa ia butuh perawatan atas diirnya?
Manusia sendiri menganggap kebutuhan ini semua adalah fenomena alam. Namun sadarkah kita bahwa semua kebutuhan itu diciptakan secara khusus?
Manusia di katakana lemah karena ianya memiliki kebutuhan yang tak terbatas dan kebutuhan manusia yang tanpa batas di ciptakan dengan sengaja agar ia mengerti bahwa dirinya adalah hamba Allah dan bahwa dunia ini adalah tempat tinggal sementara. Berbicara mengenai apa manusia itu, ada 4 aliran yaitu:

·         Ini adalah tempat tinggal sementara
Berbicara mengenai apa manusia itu, ada 4 aliran yaitu:
·         Aliran serba zat, aliran serba ruh, aliran dualisme (gabungan dari kedua aliran tersebut), dan aliran eksisten sialisme
·         Aliran serba zat mengatakan bahwa yang sungguh-sungguh ada itu adalah zat atau materi. Zat atau materi itulah hakikat dari sesuatu. Alam  ini adalah zat  atau materi dan manusia adalah unsur. Dari alam maka dari itu hakikat dari amnesia itu adalah zat atau materi.
·         Aliran serba ruh  berpendapat bahwa segala hakikat sesuatu yang ada di dunia ini adalah ruh, juga hakikat manusia adalah ruh
·         Aliran dualisme mencoba untuk mengawainkan kedua alirna tersebut diatas. Alirna ini menganggap bahwa manusia itu pada hakikatnya terdiri dari dua subtansi yaitu jasmani dan rohani badan dan ruh
·         Aliran dualisme mencoba untuk mengawinkan kedua aliran tersebut diatas. Alirna ini menganggap bahwa manusia itu pada hakikatnya terdiri dari dua subtansi yaitu jasmani dan rohani badan dan ruh
Pembicaraan mengenai hakikat manusia ternyata terus menerus berjalan dan tak kunjung berakhir. Orang belum merasa puas dengan pandangan-pandnagan diatas baik dari aliran serba zat, aliran serba ruh, maupun alirna dualisme. Aliran filsafat modern berpandang bahwa hakikat manusia merupakan eksistensi dari manusia adalah apa yang menguasai manusia seara menyeluruh. Sedangkan filsafat berpandangan bahwa hakikat itu berkaiatan antara badan dan ruh.
Proses perkembangan ilmiah dan terjadinya alam semesta
a.       Teori terbentuknya alam semesta
Alam semesta yang kita ketahui sekarang ini mulanya berasal dari gas yang berserakan  secara teratur di angkas akemudian menjadi kabut (menjadi kumpulan kosmos-kosmos) dalam pengertian alam semesta mencakup tentang mikro kosmui dan makrokosmos.
Mikro kosmos yaitu benda-benda yang berukuran kecil seperti, atom, sel, electron dan benda-benda kecil lainnya. Adapun makro kosmos yaitu benda-benda  yang berukuran besar, sepeti bintang, planet dan matahari.
Teori yang dihasilkan oleh para ilmuan dan pakar, tentang bagaimana terbentuknya alam ada dua yaitu:
1)      Teori keadaan tetap
Yaitu teori  yang menyatakan  bahwa  ini tanpa Awal dan ada selama-lamanya
2)      Teori dentuman besar
Yaitu teori yang menyatakan bahwa alam ini ada dari suatu pula dan teori menyatakan bahwasanya alam pada awalnya semua objek didalam semesta adalah satu dan kemudian terpisah karena suatu ledakan yang sangat dahsyat
Sebagaimana tercantum dalam Al-qur’an bahwasanya dahulu adalah suatu yang padu dan kemudian dipisahkan:
“Dan apakah orang-org kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian kami pisahkan antara keduanya, dan dari air kami, jadikan segala sesuatu yang hidup, maka mengapa mereka juga tidak beriman? (QS. Al-Anbiya:3))
b.      Penciptaan alam semesta
Teori-teori yang telah di kemukakan oleh para ilmuan dan pakar sama sekali tidak ilmuan dan pakar sama sekali tidak bertentangan antara satu dengan yang lainnya walaupun kita lihat bahwa terjadi perbedaan yang mencolok pada hipotesis mereka, dan al-Qur’an pun mendukung hipotesis mereka sebagaimana Allah berfirman.
“Kemudian dia menuju  dari penciptaan langit dan langit masih merupakan asap, lalu dia berkata keduanya menurut perintahku dnegan suka hati atau terpaksa “keduanya menjawab” kami datang dengan suka hati” (Al-Fhussilat:11).
Alam semesta itu ada karena diciptakan oleh Allah, dan bukanlah suatu kebetulan seperti yang dikatakan oleh orang-orang materilsime.
Alam berarti  dunia, alam semesta, syah alam, kerajaan, jadi jika dianalisia alam merupakan yang sesungguhnya atau alam yang nyata. Dengan kata lain alam semesta adalah tempat bernaung makhluk-mahkluk Allah SWT. Berpegang pad adalil-dalil Al-qur’an, maka alam semeta ini diciptakan oleh Tuhan Untuk kepentingan manusia dan untuk di pelajari manusia semoga dapat menjalankan fungsi dan kedudukannya sebagai manusia di muka bumi ini.
Berarti hubungan alam dengan berpendidikan islam terletak pada hubungan manusia sekitar social. Factor  iklim berpengaruh pada pembentukan pribadi manusia yang tinggal di tempat tersebut.
Jadi, pendidikan islam dengan melibatkan iklim yang baik maka akan dapat berubah bahkan menjadikan manusia berpikir atas hakikat pencipataan alam semesta.
Hubungan hakikat penciptaan alam dan pendidikan islam dapat dispesifikasikan sebagai berikut:
1.      Pendidikan islam harus beroerientasi pada upaya menumbuhkan kesadaran pada peserta didik akan penciptaan alam semesta
2.      Pendidikan islam harus di dasarkan atas konsep kepercayaan  yang mengandung iman kepadaAllah dimana Allah yang menciptakan alam semesta untuk kepentingan manusia

Manusia sesuai dengan kodratnya itu menghadapi tiga persoalan yang bersifat universal,  dikatakan demikian karena persoalaan tersebut tidak tergantung pada kurun waktu ataupun latar belakang historis kultural tertentu. Persoalan itu menyangkut tata hubungan atar dirinya sebagai mahluk yang otonom dengan realitas lain yang menunjukkan bahwa manusiajuga merupakan makhluk yang bersifat dependen. Persoalaan lain menyangkut kenyataan bahwa manusia merupakan makhluk dengan kebutuhanjasmani yang nyaris tak berbeda dengan makhluk lain seperti makan, minum, kebutuhan akan seks, menghindarkan diri dari rasa sakit dan sebagainya tetapi juga sebuah kesadaran tentang kebutuhan yang mengatasinya, menstrandensikan kebutuhan jasmaniah, yakni rasa aman, kasih sayang perhatian, yang semuanya mengisyaratkan adanya kebutuhan ruhaniah dan terakhir, manusia menghadapi problema yang menyangkut kepentiangan dirinya, rahasia pribadi, milik pribadi, kepentingan pribadi, kebutuhan akan kesendirian, namunjuga tak dapat disangkan bahwa manusia tidak dapat hidup secara "solifer" melainkan harus solider", hidupnya tak mungkin dijalani sendiri tanpa kehadiran orang lain. Belum lagi manusia dalam konsep Islam mempunyai tugas dan tanggungjawab yang sangat berat yaitu "AbdulAllah " (hamba Allah) satu sisi dan sekaligus sebagai "Kholifah  fil Ardil" (wakil Allah di muka bumi).
Pemikiran filsafat mencakup ruang lingkup yang berskala makro yaitu: kosmologi, ontology, philosophy of mind, epistimologi, dan aksiologi.[J [ Untuk melihat bagaimana sesungguhnya manusia dalam pandangan filsafat pendidikan, maka setidaknya karena manusia merupakan bagian dari alam semesta (kosmos). Berangkat dari situ dapat kita ketahui bahwa manusia adalah ciptaan Allah yang pada hakekatnya sebagai abdi penciptanya (ontology). Agar bisa menempatkan dirinya sebagai pengapdi yang setia, maka manusia diberi anugerah berbagai potensi baikjasmani, rohani, dan ruh (philosophy of mind). Sedangkan pertumbuhan serta perkembangan manusia dalam hal memperoleh pengetahuan itu berlajan secara berjenjang dan bertahap (proses) melalui pengembangan potensinya, pengalaman dengan lingkungan serta bimbingan, didikan dari Tuhan (epistimologi), oleh karena itu hubungan antara alam lingkungan, manusia, semua makhluk ciptaan Allah dan hubungan dengan Allah sebagai pencita seluruh alam raya itu harus berjalan bersama dan tidak bisa dipisahkan. Adapun manusia sebagai makhluk dalam usaha meningkatkan kualitas sumber daya insaninya itu, manusia diikat oleh nilai-nilai illahi (akswiogi), sehingga dalam pandangan FPI, manusia merupakan makhluk altematif (dapat memilih), tetapi ditawarkan padanya pilihan yang terbaik yakni nilai illahiyat Dari sini dapat kite simpulkan bahwa manusia itu makhluk altematif(bebas) tetapi sekaligus terikat (tidak bebas nilai).
Manusia adalah subyek pendidikan, sekaligus juga obyek pendidikan. manusia dewasa yang berkebudayaan adalah subyek pendidikan yang berarti bertanggungjawab menyelenggareakan pendidikan. mereka berkewajiban secara moral atas perkembangan probadi anak-anak mereka, yang notabene adalah generasi peneruis mereka. manusia dewasa yang berkebudayaaan terutama yang berfrofesin keguruan (pendidikan) bertanggungjawab secara formal untuk melaksanakan misi pendidikan sesuai dengan tujuan dan nilai-nilai yang dikehendaki ,asyarakan bengsa itu.
Manusia yang belum dewasa, dalam proses perkembangan kepribadiannya, baik menuju pembudayaan maupun proses kematangan dan intregitas, adalah obyek pendidikan. Artinya mereka adalah sasaran atau bahan yang dibina. Meskipun kita sadarai bahwa perkembangan kepribadian adalah self development melalui self actifities, jadi sebagai subjek yang sadar mengembangkan diri sendiri.
Alam semesta adalah media pendidikan sekaligus sebagai sarana yang digunakan oleh menusia untuk melangsungkan proses pendidikan. Didalam alam semesta ini manusia tidak dapat hidup dan "mandiri" dengan sesungguhnya. Karena antara manusia dan alam semesta saling membutuhkan dan saling melengkapi antara satu dengan yang lainnya. Dimana alam semesta ini butuh manusia untuk merawat dan memeliharanya sedangkan manusia butuh alam semesta sebagai sarana berinteraksi dengan manusia lainnya
Proses pendidikan yang berlangsung didalam antar aksi yangh pruralistis (antara subjek dengan lingkungan alamiah, sosial dan cultural) amat ditentukan oleh aspek manusianya. Sebab kedudukan manusia sebagai subyek didalam masyarakat, bahkan didalam alam semesta, memberikan konsekuensi tanggungjawab yang besar bagi diri manusia. Manusia mengembang amanat untuk membimbing masyarakat, memelihara alam lingkungan hidup bersama. bahkan manusia terutama bertanggungjawab atas martabat kemanusiaannyu (human dignity).
Sejarah usaha manusia untuk mengerti dirinya sendiri, kepribadian manusia, sudah ada sejak ilmu pengetahuan itu ada. Ilmujiwa (Psikologi) yang mula-mula sebaga ilmujiwa metafisika adalah salah satu usaha tersebut. Makin mendalam manusia menyelidiki kepribadiannya, makin banyak problemanya yang timbul serta makin banyak rahasia yang minta jawaban. Karena manusia adalah mahluk yang unik dan penuh misteri dan rahasia.
Manusia sebagai subyek dihadapkan kepada fenomena baru dalam kesadarannya, yakni menghadapi problem yang jauh lebih sulit dari pada problem-problem sebelumnya. manusia mulai bertanya, siapakah atau apakah aku ini sebenamya. Manusia sebagai subyek menjadikan dirinya sendiri (pribadi dan keutuhan) sebagai obyek yang menuntut pengertian, pengetahuan atau pemahaman. "Kenalilah dirimu" adalah kata-kata klasik yang tetap mengandung makna yang ideal, khususnya amat bersifat pedagogis disamping bemilai filosofis. Sedemikianjauh manusia masih belum yakin bahwa ia telah mengenali dirinya sendiri. Bahkan makin dalam ia menyelami dan memahami kepribadiannya, makin sukar ia mengerti identitasnya. Apa yang ia mengerti tentang kepribadiannya makin ia sadari sebagai suatu asumsi yang amat "dangkal' dan relatif, bahkan juga amat subjektif.
Untuk mengerti dan mengenali diri sendiri manusia dengan jujur mengakui kesukaran-kesokarannya, apa yang ia akui sebagai pengertian hanyalah suatu kesimpulan yang maslh kabur dan belum representarif. Dari kenyataan ini manusia berkesimpulan pula bahwa jauh lebih amat sulit untuk mengerd dan naerodianu kepribadian orang lain,
Perwujudan kepribadian seseorang nampak dalam keseluruhan pribadi manusia dalam antar hubungan dan antar aksinya dengan lingkungan hidupnya- Penafsiran kita tentang tingkah laku belum menjamin pengertian kita tentang kepribadian manusia. Karena itu, realita demikian amat jauh dari sempurnaan. Tetapi usaha untuk mengerti dan memahami manusia ini jauh lebih baik.
Dari pada pengertian dan kesimpulan-- kesimpulan yang kita miliki tentang manusia. Apa yang kita simpulkan sebagai pengertian itu lebih bersifat statis, sedangkan usaha untuk mengerti manusia secara aktifdan terus-menerus didalam antar hubungan dan antar aksi sesama itu bersifat dinamis. Asas dinamis ini merupakan essensi watak manusia, yang terus berkembang, bertumbuh dan menuju integritas kepribadiannya. Demikian pula kita tentang seseorang, tentang kepribadiannya selalu berkembang. itulah sebabnya dikatakan "Tak kenal maka tak cinta". Bahkan "Cinta itu tumbuh dari sebuah pengenalah". Artinya makin kita mengenalnya, makin kita memahami kepribadiannya yang positif makin pula kita mencintainya. Implikasi pandangan ini adalah jangan tergesa-gesa menjauhi atau membenci seseorang, karena kita belum mengenal seorang itu. Bahkan sesungguhnya, adalah kewajiban kita untuk mengerti tingkah laku, kepribadian seseorang didalam antar hubungan dan antar aksi sosial. Dan sesuai dengan asas-asas nilai demokrasi kita wajib menghormati martabat pribadi orang lain. Prinsip self respect, roenghormati pribadi orang lain merupakan pangkal untuk mengormati diri sendniri. Artinya usaha untuk dihormati, hormati lebih dahulu orang lain.


5.      Kesimpulan
Allah menciptakan alam semesta ini bukan untukNya, tetapi untuk seluruh makhluk yang diberi hidup dan kehidupan. Sebagai pencipta dan sekaligus pemilik, Allah mempunyai kewenangan dan kekuasaan absolut untuk melestarikan dan menghancurkannya tanpa diminta pertanggungjawaban oleh siapapun. Namun begitu, Allah telah mengamanatkan alam seisinya dengan makhlukNya yang patut diberi amanat itu, taitu MANUSIA. Dan oleh karenanya manusia adalah makhluk Allah yang dibekali dua potensi yang sangat mendasar, yaitu kekuatan fisi dan kekuatan rasio, disamping emosi dan intuisi. Ini berarti, bahwa alam seisinya ini adalah amanat Allah yang kelak akan minta pertanggungjawaban dari seluruh manusia yang selama hidupnya di dunia ini pasti terlibat dalam amanat itu.
Manusia diberi hidup oleh Allah tidak secara outomatis dan langsung, akan tetapi melalui proses panjang yang melibatkan berbagai faktor dan aspek. Ini tidak berarti Allah tidak mampu atau tidak kuasa menciptakannya sealigus. Akan tetapi justru karena ada proses itulah maka tercipta dan muncul apa yang disebut "kehidupan" baik bagi manusia itu sendiri maupun bagi mahluk lain yangjuga diberi hidup oleh Allah, yakni flora dan fauna.
Kehidupan yang demikian adalah proses hubungan interaktif secara harmonis dan seimbang yang saling menunjang antara manusia, alam dan segala isinya utamanaya flora dan fauna, dalam suatu "tata nilai" maupun "tatanan" yang disebut ekosistem. Tata nilai dan tatanan itulah yang disebut pula "moral dan etika kehidupan alam" yang sering dipengaruhi oleh paradigma dinamis yang berkembang dalam komunitas masyarakat disamping pengaruh ajaran agama yang menjadt sumber inspirasi moral dan etika itu.

6.      Penutup
Demikian makalah yang dapat kami sampaikan, kritik serta saran dari audient sangat kami harapkan,dan demi kesempumaan makalah ini, kami siap untuk merevisi kembali makalah kami dan semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua amin

1 komentar:

  1. Bagus tulisan dara nich. dara menyampaikan kedudukan manusia dan alam dalam perspektif yang berbeda. Salam kenal yaa? tolong mampir juga dong pada blog saya http://syafieh.blogspot.com

    BalasHapus