Kamis, 13 Juni 2013



Takut dengan Test Bahasa Inggris ? 

Studi ke luar negeri sudah menjadi suatu trend di masa ini. Banyak para alumni-alumni dari berbagai perguruan tinggi bercita-cita ingin melanjutkan study kuliahnya di luar negeri. Baik yang ingin menyambung master degree atau doctor. Bahkan, remaja SMA juga sudah mulai berkeinginan melanjutkan studi S1 di luar negeri.



Keinginan untuk melanjutkan studi keluar negeri pada umumnya dipicu oleh adanya promosi beasiswa besar-besaran yang dilakukan oleh beberapa negara seperti promosi beasiswa ke Australia, Inggris, Belanda, Prancis, USA, China, India, Korea Selatan dan sebagainya. Promosi ini dilakukan atas dasar untuk meningkatkan mutu pendidikan atau Sumber Daya Manusia negara yang memiliki hubungan international dengan negara sang promotor beasiswa. Namun, sang promotor beasiswa tersebut menetapkan beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh calon kandidat penerima beasiswa. Salah satu syaratnya adalah nilai test Bahasa Inggris seperti TOEFL dan IELTS.


Kebanyakan calon candidate beasiswa akan sedikit mundur untuk mendaftarkan diri apabila ia melihat tingginya band atau score test bahasa Inggris yang diminta. Sehingga mereka hanya bermimpi akan datangnya mukjizat, atau sebagian yang lain terus-terusan ikut kursus bahasa Inggris tanpa henti tanpa pernah mencoba untuk ikut test.

Selain itu, faktor keuangan bisa juga memicu sang calon candidate untuk mundur. Faktor keuangan ini berupa mahalnya biaya untuk ikut kedua tes tersebut. Test IELTS misalnya, untuk mengikut test IELTS, kita harus membayar USD 195 atau sekitar Rp. 1.950.000,00 bila USD 1 = Rp. 10.000,00 ! Oh My God!!! eith... jangan kaget sob.... emang sudah lazimnya seperti itu... Mudah-mudahan suatu saat nilai tukar Dolar Amerika jatuh, jadi biaya test IELTS lebih murah.... hehehe.... Selain itu, tempat penyelenggara test IELTS masih sangat unlimited. Bagi yang berada di daerah kecamatan harus pergi ke ibukota atau kota-kota besar yang memfasilitasi test ini. Namun, kabar gembira bagi Aceh, test IELTS sudah ada di Banda Aceh, jadi kita tidak harus bersusah-susah pergi ke Medan untuk ikut test IELTS.

Beda halnya dengan TOEFL, biaya test ini tergantung dengan jenis test TOEFL yang mau kita ambil. Untuk TOEFL ITP, kita cukup membayar Rp.350,000,00..... ya... pastinya lebih murah dari IELTS. Apalagi, kalau TOEFL paper based, mungkin hanya Rp. 50,000,00 atau Rp. 100,000,00. Mungkin TOEFL IBT yang sedikit mahal dari TOEFL lainnya... Maaf, penulis kurang paham masalah biaya test ini... hahay....

TOEFL dan IELTS tiu sendiri adalah suatu test yang dibuat oleh suatu lembaga bahasa resmi dibawah pemerintahan untuk mengukur tingkat kemampuan bahasa Inggris seseorang.Baik IELTS maupun TOEFL, mereka memiliki tingkat kesulitan yang berbeda. Selain itu, keduanya memiliki standar penilaian masing-masing pada setiap uji aspek kebahsaan dalam test tersebut. Jadi, tentulah kita bisa menilai kemampuan bahasa Inggris kita disini.

Apa-apa saja sich di IELTS itu? Nah,,, saya banget nich... ehem.. sudah keseringan ikut pelatihan IELTS, jadinya gini dech... (Bukan sombong lho...) Saat kita mengikuti IELTS, kita akan dihadapkan empat jenis skill test, yaitu Listening, Reading, Wrting, dan Speaking. Ya, tentu speakingnya sama bule dunk... Listening dalam IELTS tentu tidak sama dengan Listening di TOEFL ITP. Listening IELTS, soalnya lebih bervariasi, ada yang berbentuk pengisian formulir, tabel, graphic, summarizing bahkan ngisi peta. Multiple Choice ada juga sob... (jangan khawatir bagi yang suka tebak-tebakan) hehehe... sama halnya dengan Reading, dalam IELTS, we will have three long passages...! teksnya itu ada tiga dan panjang setiap teks sampai dua halaman, jenis soalnya pun bervariasi, ada yang  5WH +1H questions, multiple choice ada juga lho..., graphic, dan summarizing. Amazing kan...! Begitu juga dengan writing, kita akan disungguhkan dengan dua jenis task. Task 1, kita cenderung membuat essay report about 150 words, dari suatu graphic, diagram, map, table, pokoknya yang berhubungan dengan statistik dech... Ya... bagi yang nggak suka statistik, mending yuk kita buka lagi buku-buku statistik. Tapi tak usah khawatir... kita cuma disuruh baca data-data yang sudah disediakan terus, describe saja dalam bentuk essay... Yang penting, jangan sampai kita tulis argument kita disitu, tak perlu itu... Ingat, describe data yang sudah ada. Nah bagi yang punya pikiran kritis, di Writing Task 2 ni tempatnya... Di Task 2, anda-anda dipersilahkan untuk meng-ekspresikan ide-idemu... Ya tentu berhubungan dengan topic yang disungguhkan, dan jangan sampai kelewatan 250 kata ya.... hati-hati lho... Trus, Speakingnya gimana? Nah, untuk speaking, ada tiga stage. Untuk stage pertama, kita berbicara tentang diri kita, baik nama, hometown, sekolah, pekerjaan, hobby, makanan kesuakaan dan lain sebagainya. Stage 2, kita akan di kasih topic, trus kita jelasin tu topi, dan stage 3 sang examiner akan diskusi lebih dalam dari topic stage 2 tadi. Soalnya tidak susah-susah koq... gampang-gampang saja... Pengalaman saya ikut IELTS kemarin, examiner saya orang Britain, pastinya waktu dia ngomong saya teringat Film Harry Potter... hehehehe...



Trus, Kalau TOEFL?? Ehemm.... gimana ya??? mungkin saya harus bertanya dulu dech... sama yang expert TOEFL... Tapi baiklah... saya akan cerita pengalaman saya ikut ITP kemaren, yang hanya dapat 450, hehehe maklum perdana ikut dengan sebelumnya belum pernah lihat gimana sich test ITP itu. Sewaktu saya ikut ITP, ada tiga jenis skill yang di uji, yaitu, Listening, Structure and Written Expression, dan Reading. soalnya semua multiple choice. kadang-kadang bingung juga memilihnya... :( selain itu, kita nggak boleh taking note, beda dengan IELTS, kita di izinkan untuk coret-coret catatan di modul soalnya. waduh... pokonya saya harus mesti berlatih lebih keras lagi untuk TOEFL. Mungkin untuk TOEFL, saya akan wawancara para expert dulu, trus saya post lagi di sini.

Kesimpulannya, apa pun namanya test, ya tetap kita harus banyak belajar, dan practice tentunya. Sudah banyak buku-buku TOEFL dan IELTS beredar di pasaran maupun di dunia maya, yang sangat accessable untuk di unduh. Selain itu, kursus-kursus TOEFL dan IELTS perlu juga kita ikut, agar kita lebih banyak wawasan dengan trick-trick IELTS atau TOEFL yang diberikan. karena di kursus kita akan bertemu dengan orang-orang yang expert dalam bidang ini. Jangan takut harus mengosongkan isi dompet demi ikut kursus-kursus kalau kita ingin yang terbaik. Toh, kalau kita ntar lewat beasiswa pasti kita tidak terbayang lagi berapa sudah habis uang untuk kursus TOEFL atau IELTS, karena kita udah dapat yang lebih.
So, keep spirit friends! Never give up.. Jangan pernah ada kata tidak untuk mencoba yang terbaik...
Good Luck... Semoga yang punya planning ke luar negri bisa tercapai.... Amiinnn....
See you on next posting!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar